CORONA
Tahun 2020 dunia diguncang wabah korona, covid19, yang bagaimana penjelasan ilmiah serta profilenya dapat demgan mudah ditemui lewat bantuan mbah gugel.
Bahkan menjadikan banyak ahli dadadakan, dengan segala analisanya.
Saya hanya berfikir dari sisi lain, tentang kejadian ini, jangan-jangan bahwa virus korona adalah anti body dunia yang di”minum” dunia sebagai anti virus. Virus sesungguhnya adalah manusia.
Dengan segala ciri kevirusan manusia yang merubah bahkan merusak serta melemahkan dunia. Kesombongan, keserakahan, ketidakpedulian dan sifat lainnya dari virus yang bernama manusia itu mampu melemahkan dunia. Gejala yang dialami dunia diantaranya; langit biru hanya untaian kata-kata dalam puisi untuk kota-kota besar, hutan rimba banyak menghilang, bahkan pantai tempat berjemur dan bertelur hewan laut dipenuhi manusia telanjang, dan lain sebagainya.
Setelah dunia “meminum” korona secara perlahan langit mulai terlihat kembali, sementara dipantai, kepiting dan anjing laut mulai tampak berjemur di beberapa pantai.
Di sisi lain manusia “berperang” melawan korona, dengan lockdown, psbb dan istilah lainnya. Apa tidak sebaiknya kita sebagai manusia melemahkan diri dengan mengurangi kesombongan dan keserakahan.
Korona sedang menjalankan fungsinya menjalankan tugasnya, untuk kita, iya untuk manusia agar digiring berfikir. Bukannya segala sesuatu yang terjadi bahkan ranting jatuh pun merupakan pertanda bagi mereka yang mau berfikir, bertafakur. Diharapkan setelah melalui berfikir dan bertafakur “di rumah saja”, lahir kesadaran massal bahwa jangan-jangan kita telah menjadi virus untuk dunia ini
Walahualam