Dua belas tahun tak bertemu, adalah waktu yang tidak
singkat, maka ketika setelah sekian lama itu, tadi pagi ada suara diujung
telpon dari dia yang selama ini hanya mengisi khayalan mengurai jawaban dari
beribu pertanyaan, tentang fisiknya, tentang kariernya dan segala tentang yang
sekian lama terpendam
Adalah kesalahan saya hingga dia enggan untuk bertemu bahkan
sekedar membalas sms. Telpon diangkat mungkin karena ketidaktahuan saja bahwa
itu adalah nomor telpon yang pernah membuat dia luka bahkan mengiris hati yang
tulus menyayangi. Kata maaf pernah ku ucapkan, tapi yakin hal itu tak mampu
mengobati rasa sakitnya
Sekarang dia sudah sukses dalam kariernya, rasa ingin
mengucapkan selamat secara langsung, sambil bisa menjabat erat tangan dan
menatap bola mata bening cermin kecerdasannya mungkin hanya mimpiku saja. Padahal
jika saja dia mengijinkan untuk menemui, akan aku manfaatkan sebaik-baiknya
tanpa niat untuk berlebih bahkan aku akan hormat dan ikut menjaga dia, karena
sampai detik ini rasa itu tetap ada, namun aku sepenuhnya menyadari bahwa itu
sudah bagian dari lembar sejarah saja
Tiga puluh empat menit lebih beberapa detik, tadi dia
menerima telpon, ada rasa terharu dan kangen yang menggebu, kami tertawa
terbahak-bahak, persis seperti saat kami tertawa di Gandok, semua kenangan itu
datang tak beraturan, tumpah ruah tak berurutan memenuhi ruang ingatan
mendorong mata berkaca-kaca. Dia baik bahkan jika tak berlebihan ingin ku
katakan bahwa dia yang terbaik dari yang pernah ku kenal, dia cerdas, dia
ceria, dia juga mempunyai daya juang yang tinggi. Ya memang hal itu kini
semakin mengukuhkan kebodohan ku saja telah melukai perasaan dan merobek
hatinya
Penyesalanku kini tak akan merubah apapun apalagi mengobati
dan menghapus kenangan pahitnya dia, tapi jika masih boleh berharap dan akan
terus ku pelihara, ingin aku menjadi bagian keluarga dia walau tanpa imbuhan
sebuah ikatan. Aku ingin jadi temen atau
kakaknya dia, setiap periode bisa berkunjung bercengkrama bersama seperti aku
masih biasa mengunjungi ibu kos, dan setiap bertemu dengan ibu kos pertanyaan
yang selalu dia tanyakan adalah tentang dia
Terima kasih Kamis, kau telah menjadi hari yang setelah
sekian tahun aku tak pernah mendengar suarany. Terima kasih untukmu aku ucapkan
yang masih mau tertawa bersama dalam beberapa menit, semoga sukses dan
keberkahan selalu menyertai
Aku bangga mengenal kamu, aku sangat terispirasi oleh
perjuangan kamu, dan ijinkan aku tetap menyayangi kamu dan tenanglah aku tidak
akan pernah mengganggu
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar