Kamis, 21 Juni 2012

UNTUK DIA


Dua belas tahun tak bertemu, adalah waktu yang tidak singkat, maka ketika setelah sekian lama itu, tadi pagi ada suara diujung telpon dari dia yang selama ini hanya mengisi khayalan mengurai jawaban dari beribu pertanyaan, tentang fisiknya, tentang kariernya dan segala tentang yang sekian lama terpendam
Adalah kesalahan saya hingga dia enggan untuk bertemu bahkan sekedar membalas sms. Telpon diangkat mungkin karena ketidaktahuan saja bahwa itu adalah nomor telpon yang pernah membuat dia luka bahkan mengiris hati yang tulus menyayangi. Kata maaf pernah ku ucapkan, tapi yakin hal itu tak mampu mengobati rasa sakitnya


Sekarang dia sudah sukses dalam kariernya, rasa ingin mengucapkan selamat secara langsung, sambil bisa menjabat erat tangan dan menatap bola mata bening cermin kecerdasannya mungkin hanya mimpiku saja. Padahal jika saja dia mengijinkan untuk menemui, akan aku manfaatkan sebaik-baiknya tanpa niat untuk berlebih bahkan aku akan hormat dan ikut menjaga dia, karena sampai detik ini rasa itu tetap ada, namun aku sepenuhnya menyadari bahwa itu sudah bagian dari lembar sejarah saja

Tiga puluh empat menit lebih beberapa detik, tadi dia menerima telpon, ada rasa terharu dan kangen yang menggebu, kami tertawa terbahak-bahak, persis seperti saat kami tertawa di Gandok, semua kenangan itu datang tak beraturan, tumpah ruah tak berurutan memenuhi ruang ingatan mendorong mata berkaca-kaca. Dia baik bahkan jika tak berlebihan ingin ku katakan bahwa dia yang terbaik dari yang pernah ku kenal, dia cerdas, dia ceria, dia juga mempunyai daya juang yang tinggi. Ya memang hal itu kini semakin mengukuhkan kebodohan ku saja telah melukai perasaan dan merobek hatinya 

Penyesalanku kini tak akan merubah apapun apalagi mengobati dan menghapus kenangan pahitnya dia, tapi jika masih boleh berharap dan akan terus ku pelihara, ingin aku menjadi bagian keluarga dia walau tanpa imbuhan sebuah ikatan.  Aku ingin jadi temen atau kakaknya dia, setiap periode bisa berkunjung bercengkrama bersama seperti aku masih biasa mengunjungi ibu kos, dan setiap bertemu dengan ibu kos pertanyaan yang selalu dia tanyakan adalah tentang dia

Terima kasih Kamis, kau telah menjadi hari yang setelah sekian tahun aku tak pernah mendengar suarany. Terima kasih untukmu aku ucapkan yang masih mau tertawa bersama dalam beberapa menit, semoga sukses dan keberkahan selalu menyertai

Aku bangga mengenal kamu, aku sangat terispirasi oleh perjuangan kamu, dan ijinkan aku tetap menyayangi kamu dan tenanglah aku tidak akan pernah mengganggu

Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar