KEMBALI TERJADI
Beberapa hari yang lalu, tepatnya setelah bunyi terompet dan tabuhan lainnya nyaring berbunyi pada malam pergantian tahun baru, tahun 2012 berganti 2013, kejadian itu terulang krmbali untuk kesekian kalinya. Saksinya juga sama dengan kejadian kejadian sebelumnya, yakni anakku.
Sangat rinci kejadian itu terekam dalam benak fikiranku, anakku bahkan mungkin beberapa orang yang lewat. Dengan segala alasan pembenaran sepertinya kekerasan sangat lekat pada dirinya, dan aku tetap tidak mau mengikuti gaya kekerasannya.
Di pinggir jalan kejadiaannya, dan masih juga ada alasan untuk pembenaran tindakan itu, dulu juga saat kejadian itu terjadi di sebuah mall dengan tatapan mata puluhan orang, tentu dengan tatapan sembab dari mata anakku
Setiap orang mempunyai kesempatan yang luas untuk mengiyakan bahkan memberi stempel benar atas suatu tindakan, namun kekerasan akan ditolak mentah-mentah pada pemikiran yang sehat.
Dua puluh tahun kemudian atau bahkan kurang dari itu, dapat dipastikan mereka yang saat menyaksikan masih kecil secara umur dan pemikiran, akan menemukan jalan kajian atas sejarah yang dialaminya.
Rekaman tindakan akan lebih melekat kuat dalam ingatan dibanding berjuta ucapan, dan saat pemikiran itu tiba pada suatu kesimpulan tidak seorangpun mampu menghalangi, tinggal penyesalan dan mungkin rasa malu jika masih tersisa
Sabar itu tidak ada batasnya, mungkin orang untuk bersabar ada batasnya. Bagiku adalah ujian dan cobaan sabar kejadian itu. Tidak akan mencercanya tidak akan ikut membencinya tapi sungguh ingin terus melembutkan hati ini agar tetap mengasihi, karena hukuman bukan datang dari kebencian juga dia yang telah dihukum dirinya hingga tak bisa menahan diri, dijajah amarah dengan sejuta bisikan syetan
Semoga saja aku masuk golongan yang sedikit, yang mampu menahan amarah, karena amarah sering mengajak pada tindakan yang bodoh
ya.. benar sekali. sabar itu tak akan ada batasnya. sampai kapanpun, sabar itu akan selalu menjadi ilmu yang tingkatannya sangat tinggi...
BalasHapus